– Presiden Barcelona Joan Laporta sempat menolak di awal gagasan European Super League. Tapi, krisis finansial membuat Los Cules tak ada pilihan lain.
Barcelona bersama Real Madrid dan Atletico Madrid adalah tiga klub Spanyol yang masuk deretan 12 klub pencetus European Super League, liga yang berisikan klub-klub top.
Sayangnya, ide tersebut mendapat tentangan dari banyak pihak karena dianggap mencederai nilai sportivitas olahraga tersebut, sekaligus membuat jurang perbedaan antara klub kaya dan klub miskin menjadi lebih lebar.
Bahkan UEFA dan FIFA sudah menolak keras adanya European Super League. UEFA sudah mengancam klub-klub akan ditendang dari kompetisi yang berada di bawah naungan mereka, sementara para pemainnya dilarang tampil di Piala Eropa maupun Piala Dunia.
Terkait penolakan tersebut, Florentino Perez sebagai Presiden European Super League memakluminya. Tapi, kompetisi ini harus dijalankan karena kondisi keuangan ke-12 klub itu lagi gawat menyusul pandemi virus corona.
Perez lantas mencontohkan Barcelona yang kini dipimpin Laporta. Pria yang berprofesi sebagai pengacara itu awalnya menolak gagasan European Super League.
“Saya rasa European Super League itu membunuh industri sepakbola,” ujar Laporta kepada Cope pada bulan Januari lalu.
Tapi, krisis keuangan Barcelona yang membuat utang menggunung hingga 1 miliar euro membuat Laporta mau tak mau menerima tawaran European Super League. Uang penampilan 300 juta paun di awal bisa membuat Los Cules sedikit bernapas lega.
“Barcelona dalam situasi sulit karena krisis keuangan, Laporta langsung mengerti dan menerima ajakan seperti halnya klub-klub top lainnya,” ujar Perez seperti dikutip Marca.
“Liga Super ini menyelamatkan dunia sepakbola. Tidak sulit meyakinkan Joan Laporta, karena dia bertanggung jawab untuk klub dan fan,” sambungnya.